Tugas PTIK

Posted by : Wardanakun.blogspot.com Rabu, 27 Agustus 2014

Aku Memilihmu
Inspired by @Hanna_JKT48 / Jennifer Hanna Sutiono



Inspired by : JKT48 Indonesia
By : Admin #Rik
...
'Besok aku ingin kita berkencan, apakah kamu bisa?' Ucap seseorang yang jauh entah dimana keberadannya
Ini sebuah surprise yang selama ini dinantikan oleh Naomi "Tentu bisa, Ricky!" Dia menahan teriakan dalam hatinya

'Oke. aku tunggu'
 Tut..tut..tut..

"YAAYYYYY~~" Naomi lompat jungkir balik di spring bed miliknya "Akhirnya Ricky menembakku, eh belum sih. Tapi aku yakin besok dia akan melepaskan panah cinta padaku" Sorak sorai Naomi

"Aku harus pakai baju yang mana?" Wanita berambut lurus ini sedari tadi sibuk berdiri di depan cermin, mengeluarkan semua pakaian dari lemari untuk di mix-and-match mana yang terlihat menarik untuk dipakai di hari H

"Ah, aku bingung" Naomi tidak menyerah. Akhirnya dia menelpon salah satu desainer terkemuka yang dia kenal

'Moshi moshi, sepagi ini kamu sudah memanggilku'
 Sahut Sinka melalui telepon

"Aku butuh dress paling bagus desain modis yang lagi booming sekarang" Naomi langsung menuju topik utama

'Ada sih satu dress dari GUCCI untuk musim panas, trendi dan mini'

"Ambil yang itu satu" Naomi kembali merapihkan puluhan baju ke dalam lemarinya

'Tapi mahal loh, say'
 Sinka belum yakin mengucapkan harga dari dress yang dipesan Naomi

"Berapa?"

'15 juta'

Harga fantastis untuk sepotong baju yang akan dipakai satu kali kesempatan

"Ya-ya udah, aku punya uangnya. Nanti check out langsung di butikmu" Dengan perasaan yang sedikit keberatan, Naomi menelan ludahnya lagi. Ricky lebih berarti untuknya

'Sip sip. Diatur nanti'

Sambungan telepon diputus. Naomi segera menuju tempat Sinka

"Wow, bajunya keren. Cocok ditubuhmu" Sinka yang menunggu Naomi muncul dari balik tirai ruang ganti baju, memujinya

"Iya dong, Naomi si modis dan pecinta fashion 11:12 sama Lady Gaga" Menyombongkan diri

"Ya ya terserahmu sajalah. Memangnya kamu mau bertemu dengan siapa?" Tanya Sinka, dia membantu merapikan dress nylon yang dipakai Naomi

"Kencan dengan Ricky.."

"Hah?" Sinka menganga terkejut mendengar nama seseorang yang disebutkan "Hahaha..." Dia malah cekikikan

"Kenapa? Kamu iri?" Naomi sedikit merasa diremehkan

"Ngga ngga. Silahkan saja untukmu, aku tidak tertarik" Sinka terus berada di belakang tubuh Naomi

What? Seorang Sinka berkata kalau dia tak berminat pada Ricky Trisna yang super tampan? Biasanya Sinka paling antusias jika mendengar pria bersolek nan gagah seperti yang dia lakukan saat melihat aktor baby face Koike Teppei di salah satu Stasiun TV, Sinka pingsan karena melihat ketampanan sang idola

"Serius? Lagian siapa juga yang mau bagi-bagi" Naomi menggeram

Satnite yang begitu romantis diiringi lagu klasik lantunan biola dan piano membuat Naomi merasa spesial.

Restaurant itu seharusnya penuh dengan pengunjung namun malam ini hanya ada Ricky yang menunggu di dekat taman

"Konbawa.." Sahut si pria berambut hitam, tengah menunggu sang putri dongeng

"K-konbawa~" Naomi segera duduk di kursi yang telah disediakan untuknya

"Kamu sangat anggun dengan gaun itu, selera mu baik" Pujian dari Ricky membuat Naomi memerah, malu dan ge-er

"Ah, ini biasa saja" Padahal kemarin dia hampir mati berdiri susah memilih baju "Ricky, apa yang ingin kamu katakan padaku sampai-sampai menyewa khusus satu malam di restoran mahal" Naomi menatap Ricky intens, menunggu apa yang akan diucapkan oleh bibir kecil si pria

"Maukah kamu menjadi pacarku?" Ricky bertekuk lutut di dekat kursi Naomi, memegang seikat bunga mawar merah dan beberapa kado di lengan lainyya

"Kamu hebat dalam membuat seseorang tercengang, Ricky" Naomi segera mengambil hadiah dari Ricky dan mengecup bibirnya "Yes, I do" Jawabnya singkat

Mereka saling berpelukan, menghangatkan tubuh keduanya karena angin di luar restauran sedikit kencang

~~~
Sejoli ini seperti sudah direkat lem kayu sehingga tidak bisa terlepas, setiap saat mereka berjalan bareng, Naomi terus merangkul lengan Ricky seakan mereka adalah Raja & Ratu dunia.

Suatu hari, Ricky melamar Naomi di apartemen miliknya. Selama 2 Tahun membina hubungan Naomi sudah pindah dan tinggal di apartemen pacarnya. Mereka sudah sering bercinta layaknya pasangan suami istri, hidup adalah untuk bersenang-senang, begitulah motto pasangan ini

"Sebelum pernikahan ayo kita ke kampung halamanku untuk bertemu dengan orang tuaku, Rik?" Pinta Naomi, menata dasi dan kemeja yang dikenakkan untuk pergi ke kantor

"Aku ingin kita menikah dulu baru memberi kejutan pada mertua, menggendong cucu mereka" Sahut Ricky, menjilat cuping kiri Naomi, daun telinga itu kini basah oleh saliva Ricky

"Ah~ geli.." Naomi bergidik "Kamu sudah tidak tahan memilikiku?" Setiap hari Ricky sudah mendapatkanmu, Naomi *admin*

"Ya"

Dasi yang sudah terikat di kerah kemeja ditarik oleh Naomi, tubuh Ricky terdorong dan menindih perutnya

"Sebelum bekerja, kenapa kita tidak bercinta dulu, Rik?" Wajah manis menggoda anak Adam tak bisa dibantah

"Aku suka idemu.."

~~~
Suara lonceng besar dari Gereja menandakan upacara pernikahan akan segera dimulai. Para tamu undangan sudah memenuhi seisi ruangan, mendoakan sang mempelai bahagia sentosa selamanya

Pendeta dengan tegap berdiri dihadapan Ricky dan Naomi, memegang buku bacaan dan memimpin pasangan ini untuk melakukan tahapan-tahapan menjadi seorang suami-istri

"Kalian sudah siap?" Bisik sang Bapa Pendeta

Naomi dan Ricky mengangguk setuju

"OK. Kita mulai. Para hadirin sekalian terima kasih sudah mengunjungi pesta pernikahan antara Ricky Trisna dan Shinta Naomi di pagi yang indah ini" Dia berpidato pembukaan dulu

Sekarang sudah datang waktunya Ricky untuk mengutarakan kalimat janji pernikahan, dia memegang sebuah microfon dan mulai berbicara "Atas nama Tuhan dan kejujuran hatiku, aku tidak akan menikahi Naomi"

HAH?

Suara bising para tamu undangan mulai terdengar, mereka bertanya KENAPA, ada apa dengan pria ini, memainkan pernikahan?

"Ma-maksudmu apa Rick?" Naomi yang mendengar jelas dipinggir tubuh pacarnya, refleks bertanya apa yang membuat kalimat tak berperikemanusiaan keluar dari mulut Ricky

"Aku ucapkan sekali lagi bahwa aku tidak akan menikah denganmu" Raut wajah Ricky tidak terlihat suatu candaan atau gurauan apalagi di acara hikmad seperti ini

"Tapi kenapa? Apa salahku?" Naomi mulai menarik jas putih yang dikenakan Ricky karena marah

"Apakah perlu dijelaskan?" Ricky memasang wajah menyeramkan yang tidak pernah tampak saat bersama Naomi kemarin

"Tentu! Aku merasa tidak pernah menyakitimu" Bentak Naomi

Suasana semakin tegang, Ricky sangat rinci menjelaskan alasan kenapa ia tidak ingin menjadi suami Naomi

~ JAMAN SMA ~
"Aku ingin kamu menjadi pacarku, Naomi!" Suara teriakan kecil dari pria pemalu terdengar oleh semua anak murid sekelas dengannya

Hening sebentar, namun beberapa menit kemudian suara tertawa ramai mengancurkan semangat Ricky.

"Cih, ngaca dong. Kamu itu sudah jelek, gemuk, jerawatan, hitam gosong, bertompel lagi!" Ejek Naomi pada seseorang yang baru saja menyatakan cinta padanya

".." Ricky merunduk melihat lantai berpetak, merasakan jantungnya diambil oleh seorang Malaikat namun dia tidak mati

"Ayo teman-teman, acuhkan saja anak jelek miskin ini" Naomi keluar kelas meninggalkan si anak laki-laki tadi, semua teman geng nya mengekor Naomi dari belakang. Satu pria berambut pirang menendang wajah Ricky sehingga tubuhnya terpental ke lantai

"Pikir dulu sebelum bertindak!" Ucap Angga, sok ganteng.

"..."

Kelas yang tadinya sesak sekarang terasa hampa, Ricky terbujur kaku, wajahnya yang menghantam lantai mengeluarkan darah setetes-demi-setetes

Suara langkah kaki sepatu mendekatinya, dia duduk di dekat tubuh lemah Ricky.

"Hidungmu berdarah" Wanita berambut hitam pendek sebahu mengeluarkan sapu tangan untuk mengusap darah dari hidung Ricky

Ricky memalingkan wajahnya yang penuh dengan darah dan air mata, dia tidak mau terlihat menangis di depan seorang wanita

"Jangan malu.." Bujuk Hanna "Aku hanya.."

"Kamu sama saja seperti mereka, mencemoohku, iya kan? Tertawa saja sepuasmu!" Ricky berfikir bahwa Hanna orang jahat

"Tidak peduli pendapatmu tentang diriku, yang penting mimisan di hidungmu berhenti"


Hanna memaksa wajah Ricky untuk berhadapan dengannya, melap semua darah dan air asin yang keluar dari mata onyx Ricky

"Ada apa dengan wanita ini, senyumannya begitu tulus" Ucap Ricky dalam hati

Sejak saat itu, Ricky dan Hanna sangat dekat. Ricky sering bermain ke rumah Hanna untuk mengerjakan tugas rumah bersama-sama, pergi ke kebun binatang, memakan es krim dan semua kegiatan menyenangkan mereka lakukan sebelum lulus dari SMA
Hanna tetap ramah meskipun keadaan Ricky tak setampan pria lain.

"Kamu mau kuliah di luar negeri?" Tanya Hanna yang sedang duduk di kursi taman

"Iya, hanya beberapa tahun kok. Kita masih bisa saling berkomunikasi melalui email" Ricky memegang sebuah pasport dan tiket pesawat sore itu "Aku akan berangkat ke Amerika malam ini" Mereka berdua tidak saling mengekspresikan perpisahan, yang ada mereka tersenyum.

"Saat kamu sudah pulang ke Indonesia, tolong kabari aku" Ucap wanita berambut panjang sepinggul ini

"Iya." Jawaban pendek dari Ricky"Kalau begitu aku pergi dulu. Jaa~" Ricky bangun dari duduknya, dia melangkah meninggalkan Hanna dengan perasaan rindu yang menerpa

Meskipun jarak memisahkan, Ricky selalu sempat memberi kabar dan cerita dari negeri paman Sam.

From: Ricky Trisna
To: Jennifer Hanna
28 Mei 2009
Hanna, aku sudah lulus dari  universitas, sesuai dengan janjiku aku tidak akan mengulur waktu disini hanya untuk bersenang-senang. Lebih cepat dari perkiraanmu, kan? Minggu depan aku akan pulang ke Indonesia, jangan lupa memasak makanan yang banyak untuk merayakan kedatanganku. See you~

Pesan elektronik yang masuk ke kotak inbox akun email Hanna, baru dia baca 3 hari dari tanggal pengiriman pesan.
Sontak muncul kebahagiaan di wajah Hanna yang bermata lavender ini. Dia sangat menanti sahabat lamanya yang sudah 4 tahun tidak bertemu langsung

***
"Hey, Hanna aku laparrrr" Suara manja muncul dari ruang tengah
Hanna mengecek siapa yang berbicara di rumah kosongnya yang tanpa sanak keluarga

"Kamu?"

"Hallo~" Ricky membawa tas berat berisi pakaian dan beberapa hadiah untuk sahabatnya

"Sepertinya kamu salah masuk rumah. hehe" Hanna keheranan melihat sosok pria berambut pantat ayam yang rancung dibagian belakang kepala tiba-tiba hadir di keheningan

"Ini aku, Ricky Trisna" Dia menegaskan

"Ra-rasanya Ricky yang aku kenal tidak seperti kamu. Apa mungkin Ricky punya kembaran?" Hanna malah menggaruk belakang kepalanya yang tidak terasa gatal

ricky memegang pundak Hanna "Aku tidak punya kembaran!"

"Cowok ini begitu pemaksa dan tidak sopan" Kata yang berada dipikiran Hanna "Hm, harusnya di pipi sebelah kiri ada tanda lahir" Hanna memastikan dan yakin di pipi orang ini tidak ada tompel

"Oh, aku sudah memperbaiki wajahku" Dia duduk di sofa empuk "Sekalian kuliah, aku terapi membenah tubuh"

Wajah Ricky sekarang terlihat lebih tampan, kulitnya lebih putih dari Hanna dan tanda hitam di pipinya sudah menghilang

"Jadi kamu benar sahabatku?" Ucap Hanna, kebingungan

"Iya dong, yang suka tomat siapa lagi kalau bukan aku, Ricky Trisna" Pria ini tersenyum dengan wajah yang lelah setelah perjalanan

"Ba-baiklah, aku percaya"

"Nah gitu.. aku boleh kan tidur semalam di rumah ini?"

"Boleh, kamarmu yang ada di lantai atas" Jawab Hanna, sinar matahari sudah menyingsing, tanda malam akan tiba. Hanna tidak tega menyuruh Ricky mencari penginapan dengan keadaan tubuhnya yang lemas

Ricky kembali ke Indonesia tidak hanya untuk bertemu sahabatnya, tetapi ada rencana lain yang dia persiapkan.

~ Di Gereja ~
"Kamu masih ingat pria jelek yang kamu tolak saat SMA?" Ricky bertanya pada Naomi ditengah-tengah acara ijab kabul pernikahan

"Yang mana?" Naomi balik nanya, maklum saat SMA Naomi adalah primadona sekolah, wanita tercantik menurut para murid cowok. Dia sering menolak pria tak se-level dengannya

"Si tompel miskin" Kata kunci yang pernah Naomi panggil pada Ricky

"Oh, si Hitam jerawatan itu ya?" Naomi menjawab polos, dia ingat pada seseorang

"Itu adalah aku, yang dulu"

"Mak-sudmu?" Hari ini banyak kejutan yang diberikan oleh Ricky

"Aku adalah orang yang pernah kamu tolak saat SMA" Wajah datarnya terkesan benci mengingat lagi masa lalunya

"Ah, tidak mungkin. Kamu tampan dan kaya, anak ingusan itu miskin" Naomi terlalu ceplas ceplos

"Kamu memang masih sama seperti dulu, hanya melihat seseorang dari fisik!" Ricky mulai keluar amarahnya "Itulah kenapa aku tidak mau punya istri sepertimu"

"Tu-tunggu, selama bertahun-tahun kamu mempermainkanku?"

"Ya, bagaimana rasanya dipermainkan?"

Naomi yang mendengar hal keji tadi hanya bisa menutup wajah karena malu, dia berlari ke luar gereja dan para tamu juga menyusul pergi

"Sebentar, tamu undangan yang sudah ada disini tolong duduk kembali" Ricky segera menahan orang-orang untuk pergi

"Memangnya ada apa lagi, kenapa kita harus tetap disini?" Tanya salah satu tamu

"Pernikahan ini akan tetap berlanjut" Jawab Ricky dengan tegas

"Calon pengantin wanitanya sudah pergi tadi, katanya tidak mau menikah?" Suara para tamu berbisik satu sama lain

Ricky berjalan ke bawah altair, dia menarik seorang wanita berpakaian ungu muda dari kursi tamu "Ini adalah calon pasanganku"

Hah?

"Hanna, would you merry me?" Ricky memegang tangan kecil gemetar milik Hanna

"A-apa yang kamu lakukan?" Hanna yang hanya menganggap Ricky sebagai teman adalah wanita pujaan yang selama ini dicintai oleh Ricky.

"Jawab iya atau tidak" Meskipun disuruh memilih, Ricky tetap akan memenangkan pertaruhan

"A-aku.."

Para tamu menunggu, penasaran dengan apa yang akan terjadi

"Ya" Jawaban itu membuat hati orang-orang disana lega, mereka ikut ceria dan bahagia mendengarnya

Dari dulu Hanna tidak bisa menolak apapun yang ada pada Ricky, entah karena tak berdaya atau memang dia juga merasakan cinta pada Ricky.

"Bapa pendeta, tolong nikahkan kami. Dia adalah wanita yang bisa menerimaku apa adanya"

Pernikahan berjalan lancar dan hikmad, akhirnya Ricky bisa hidup bersama orang yang tulus mencintainya

Bagaimana dengan keadaan Naomi? Admin sudah pegal mengetik -.-


Saran dan kritikan admin tunggu J thanks for read ^^


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Wardana Kaneki - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -