Tugas PTIK

Archive for 2014

Fanfiction JKT48 : Girl Friend Beby

Girl Friend Beby 
Inspired by @bebyJKT48 / Beby Caesara Anadilla



“I-itu Beby  sudah pulang..” Addo berteriak saat melihatku turun dari bukit

Para guru dan siswa menunggu di luar teras penginapan, Anggi serta Nina segera menyusul ke arahku

“Kamu pergi sampai larut malam, aku khawatir” Anggi memelukku, erat

“Jangan terulang lagi kabur ke hutan sendirian!” Nina memarahiku karena peduli, aku mengerti

“Syukurlah, kamu baik-baik saja. Tadi kami semua mencarimu kemana-mana tapi tidak ketemu, nanti bahaya jika salah satu murid dari sekolah menghilang” Ibu Sendy menegur lembut

“Maaf bu, aku hanya ingin menenangkan pikiranku. Maaf sudah membuat repot” membungkukkan badan

“Hai, hai.. cepat kamu mandi, bajumu berlumuran lumpur”

Peri muncul dari belakangku, paras dingin seperti sebongkah batu dari bulan

“Kamu bersama pria ini di hutan?” Tanya Anggi

“Dia yang mengajakku untuk pulang, kami tidak melakukan hal-hal aneh kok” Telapak tanganku bergoyang, menepis pikiran negative sepupuku

Anggi menatap tajam pada Peri dan berkata “Jika kamu melukai Beby, aku tidak akan pernah memaafkanmu”

Murid dari kelompok lain berpindah ke sekitarku.

“Kamu ternyata berani, hebat”

“Beby baru mengeluarkan jati diri sebenarnya di depan semua orang! Bukan hanya pintar bisa menjadi juara umum setiap tahun, kamu juga memiliki hati yang baik”

Aku tercengang, mereka yang sebelumnya tidak pernah dekat denganku sekarang memujiku.

 “Maaf tadi aku sudah mencela mu secara kasar” Di depan mataku dia mengatakannya secara sadar.

“Tidak apa-apa Shan, wajar saja jika seorang wanita cemburu melihat pacarnya dekat dengan wanita lain, tapi kita juga harus mengerti yang mana teman dari pacarmu dan yang mana wanita selingkuhan pacarmu. Aku tidak akan merebut Seno, dia terlalu bebas untukku, aku hanya nyaman menjadi temannya”

Shania mematung, matanya sedikit berkaca-kaca

“Seno sering loh melihatmu dari jauh secara diam-diam.. Kamu cantik, katanya” Aku sengaja membuka rahasia Seno supaya mereka tidak bertengkar gara-gara aku

“Benarkah? Terus, terus, apa lagi yang dia tutupi dariku?”

“Obrolkan saja sendiri dengannya, dia tidak pandai menyimpan rahasia bahkan rahasianya sendiri kadang keceplosan keluar dari mulutnya”

Shania tertawa mendengar kalimatku, padahal itu bukan sebuah lelucon

“Ha- ha- ha” Terputus-putus “Dugaanku tentangmu selama ini salah, maaf maaf” Shania memelukku sebagai seorang teman

“Jangan menilai seseorang dari luarnya, seperti sebuah buku yang tidak bisa kita tebak dari sampul dan judulnya saja, kita harus membaca sampai akhir” Ku elus punggungnya

“Ngomong-ngomong kamu pacaran dengan Peri? Setahun ini kalian sering terlihat keluar bareng”

Peri menjadi wakil untuk menjawab “Ya, aku dan dia sudah resmi menjadi pasangan” merangkul pundakku menjadi rapat dengan tubuhnya

“E-eh..”

“Kamu tidak perlu berfikir lagi Beby akan mengambil seno, karena sekarang Beby adalah milikku”

“Nadila..” Rona mendengus

“Kenapa? A-aku sudah tidak berurusan lagi dengan Peri, maaf” Nadila tersenyum membalas tatapan dari Rona

Di kamar, aku duduk dikerubungi oleh anggota kelompok. Aura tidak sedap dipadang dan taring yang tidak pernah muncul sangat menyeramkan.

“Beb.. jelaskan apa yang sudah terjadi diantara kalian berdua” Anggi ngotot memaksaku

“Bagian mana yang harus aku ceritakan?”

“Memangnya berapa kali shot kamu syuting?” Tanya Nina

“Beberapa kali di cut oleh sutradara”

“Hey hey, kalian mengobrolkan apa sih?” Arif menyadarkan

OOT

“Benarkah kamu sudah jadian dengan anak nakal se-antero jagad itu?”

“Aku pikir seperti itu”

“Kenapa harus Peri, masih ada aku disini?” Nina menggerutu

‘Awalnya aku juga memilihmu menjadi pacar sementaraku tapi aku terlalu takut kamu akan menerkamku, Nina’ kalimat yang muncul dalam kepala

“Aku sungguh tidak meridhai hubunganmu dengannya”

“Kenapa? Karena dia bandel, reputasi buruk?”

“Dia adalah musuh bebuyutanku. Walaupun dirinya berubah menjadi seorang malaikat, aku akan tetap membencinya”

“Anggi jahat.. aku akan mengambil jalan backstreet” Pura-pura membela Peri. Hanya ingin mereka tidak tahu tentang perjanjianku saat di hutan

“Untuk kali ini aku merelakanmu menjadi miliknya, bersikap gentleman. Tapi aku masih punya kesempatan jika suatu saat nanti kamu break up dengan Peri. Ha ha ha” Nina menyeringai

“Sudahlah, Beby akan lebih baik tidak berstatus single karena para siswi akademi cemburu padanya, selalu berpikir Beby akan merebut semua siswa di sekolah” Seno berceramah

“Betul, tos!” Telapak tanganku beradu dengan milik Seno

~~~

Hari terakhir liburan di desa fx. Guru Sendy membebaskan semua murid untuk mengisi hari dengan segala aktifitas, ada yang naik ke puncak gunung, ada yang belajar menanam padi di sawah, beberapa murid berkeliling desa dengan satu kendaraan unik seperti becak, dan masih banyak lagi.

“Peri bilang dia akan menginap di kamar Beby malam ini. Tidak dapat dipercaya anak itu berani memasuki kandang lawannya sendiri, Anggi bersikeras tidak memberi restu padahal bukan orangtua Beby”

Nadila dan Rona menyiapkan perlengkapan ke dalam tas sebelum menjelajah desa.

“Kamu selalu membicarakan orang itu di depanku. Kamu sengaja?” Sahut Nadila yang merasa diintimidasi

“Ti-tidak. Aku tidak bermaksud begitu”

“Biarlah lakukan saja semaunya, aku tidak mau memperdulikan”

“Kenapa kalian bisa putus?”

“Dia keras kepala dan emosinya meledak setiap saat. Aku tidak bisa lebih bersabar lagi”

“Tinggalkan saja masa lalu, toh sekarang kamu punya Neko yang sangat menyayangimu”

Poni Nadila dikaitkan ke telinganya “Dia memang sangat aku cintai” menatap pada seorang pria berambut kuning yang masih terlelap di bawah selimut

Anggi, Nina, Seno dan Arif dipanggil oleh guru Sendy untuk menghadiri pemilihan anggota OSIS. Aku tidak ikut dengan mereka karena bangun kesiangan. Duduk di dekat jendela, menatap orang-orang menikmati cuaca indah di sekitar

Karena sedang santai rasanya membosankan. Tidak ada pekerjaan yang bisa membuat tubuhku bergerak, gaya gravitasi di kamar benar-benar kuat membuatku tidak tahan merebahkan tubuh di kasur lantai.

“Oh ya aku punya buku tentang zodiak” Aku kembali bangun, mengambil satu buku bersampul biru seperti benda-benda langit dari dalam tas

“Halaman.. 217.. mana ya.” Setelah menemukannya aku langsung membaca teliti. Buku ketebalan 15cm itu belum sempat aku lihat seluruhnya.

‘Leo and Capricorn compatibility’ Judul dari beberapa paragraph di kertas halaman yang aku cari

“Hm, jadi dia orangnya seperti itu” Mengambil kesimpulan setelah dibaca, tidak semuanya aku percaya karena aku akan lebih memahami sifat Leo setelah mengenal lebih jauh

Terdengar pintu kayu kamarku terbuka..

Aku menoleh, mengira itu adalah empat sekawan yang baru saja meninggalkanku. Tapi ternyata “Mau apa kamu kemari?”

“Satu malam ini biarkan aku istirahat bersamamu di kelompok dua” Peri membuka sandalnya dan naik ke atas lantai papan bambu

“Terus bagaimana dengan kelompokmu?”

“Mereka tidak harus peduli padaku, aku tebak mereka tidak akan sadar meskipun aku menghilang”

“Kelihatannya kalian tidak terlalu akrab” Aku membereskan kasur dan selimut yang berantakan

“Hn”

Wajah Peri terlihat bagaikan kain kusut, berantakan. Masa pacarku tidak rapih seperti ini?

“Peri, aku keluar dulu sebentar”

“Kemana?”

“Tunggu saja disini”

Peri melihat buku yang tadi aku baca tergeletak di lantai.

‘Aku penasaran setiap hari Beby membaca buku apa, dia bisa pintar di kelas’ Benak Peri menyuruhnya untuk mengambil buku ramalan itu

“Sudah aku peringatkan untuk tidak percaya pada hal-hal magis seperti zodiac” Walaupun Peri tidak peduli dengan ramalan namun akhirnya dia membuka lembaran-lembaran dalam buku.

“Haha.. sepertinya aku dan Nadila hanya cocok di ranjang saja.” Ups, suaranya terlalu keras

“Coba aku lihat zodiac Beby. Hn―” Mengingat kembali percakapan antara dia dan Beby saat di hutan “Zodiaknya Capricorn kalau tidak salah”

Melihat daftar menu di halaman depan.

“Huhuhu, Beby sering blushing saat bersamaku” melanjutkan membaca kalimat.

“Tetap saja aku akan marah jika dia terlalu dekat dengan pria lain” Bibir Peri mengerucut

“Bintangnya rendah banget..”

“Aku masuk..”

Peri terkejut mendengar suaraku dari luar. Melempar buku ramalan tadi ke dekat selimut

“Oka-e-ri~”

“Peri, kamu gugup? Tidak normal seperti biasanya. Ada yang kamu sembunyikan? Hayooo” Goda ku

Keringat panas-dingin keluar dari pori-pori wajahnya, mencari alasan untuk menutupi gengsi

“Ti-tidak ada kok. Hehe..”

Dari raut wajahmu saja sudah jelas ada yang tidak beres. Tapi aku tidak mau memperpanjang.

“Ayo ke bath room” Aku mengajaknya ke kamar mandi

“Mau mandi bareng?”

“Bukan, aku akan menyetrika wajahmu”

*Di dalam bak*

“Tubuhmu terlalu pendek untuk menjangkau pipiku” Ucap Peri, mengadahkan kepala

“Merunduk sedikit, ih”

“Sudah lama janggutku tidak terurus” Rambut pendek khas pria yang tumbuh di dekat dagu sampai pipi memenuhi wajah Peri.

“Kalau mau jadi pacarku harus pandai merawat diri” Ku pencet tutup botol wax cream untuk mengeluarkan krim busa.

“Aw, dingin krimnya” Sedikit demi sedikit busa lembut tebal itu aku oles ke wajah Peri.

“Untung kenalan priaku banyak di academy, tadi aku mampir ke semua kamar teman untuk meminjam pisau cukur dan cream ini”

Peri mengambil nafas “―Aku tidak memintamu untuk merawatku”

“Ngaca Per! Wajahmu sekarang seperti Santa Clause. Haha”

Aku ambil kamera di kantong celanaku.

TIITT..KREK

“Jangan mengambil fotoku! Sini berikan kameranya” Peri malu, dia berusaha merebut kamera digital dari tanganku

“Eits, kamu bisa mencukur janggutmu sendiri, kan? Kalau dibiarkan lama krimnya akan menempel seperti itu selamanya” Kamera tadi aku masukan ke bra

“Wakakaka.. licik, malah diumpetin di tempat seperti itu” dia tertawa terbahak

“Supaya tidak kamu ambil. Wee” Kujulurkan lidah usil “Nih pisau cukurnya”

Peri menerima silet itu “Kamu sungguh peduli padaku?”

“Aku hanya memperdulikan imej, orang lain meremehkan pacarku karena penampilannya yang brutal”

Setengah dari pipi Peri sudah terlihat bersih

“So, kamu menganggap hubungan kita serius?”

“Tidak, masih tetap sesuai perjanjian” Aku mengambil handuk kecil dari gantungan wastafel “Aku minta kamu tidak melarangku untuk dekat dengan siapapun, baik pria maupun wanita. Aku tentu memberimu kebebasan, jadi aku harap kamu bisa memberikan hal yang sama padaku”

“Sudah selesai”

Terlihat kulit wajah putih pucatnya yang dulu tertutupi janggut sekarang mulus bersih

“Sugoiii, Peri kamu tampan sekali”

Aura bercahaya disinari lampu berkilauan dari arah Peri

“Aku memang tampan dari sejak lahir” Menyanjung dirinya sendiri

“Tch―” Kusentuh wajahnya “Kulitmu halus.. Lanjut ke tahap berikutnya” Kutarik lengannya keluar dari kamar mandi

“Eh, emangnya mau ngapain lagi?”

Tubuh tinggi Peri aku tekan berposisi duduk sila “Pejamkan matamu”

Peri menuruti perintahku untuk menutup mata

“A-apa yang kamu oleskan pada wajahku? Lengket, parfumenya menyengat..” Peri bergumam

“Masker lumpur kok. Tenanglah, aku tidak akan merusak kulitmu.” Benda kental berwarna hitam punyaku aku balurkan

‘Hidungnya tajam seperti serodotan TK, bibirnya tipis’ Pikirku, mengagumi paras Peri yang sempurna dan terlihat adem saat tidak membuka mata

“Cepatlah, aku ingin membuka mataku..”

“Done. Maaf, rambutmu aku jepit dulu karena nanti kalau terkena masker akan lengket”

Peri meraba rambut bagian depannya “Oh my god, aku tidak akan melakukannya lagi. Untuk terakhir kalinya..”

“Hihi.. tidurlah, ini butuh waktu 15 menit sampai mengering” Kusiapkan bantal untuknya “Jangan banyak berkata, maskernya akan rusak jika kamu terus cuap-cuap. Stt”

Peri mengangguk. Lalu dia terlentang di bantal itu

Kulihat tubuh jangkungnya hampir dua meter sangat indah. Kalau saja dia peduli pada penampilannya, mungkin dia akan populer di sekitar murid wanita yamaguchi academy.

Kita berdua diam. Aku tidak ingin mengganggunya yang sedang terlelap, mulut kecil miliknya sesekali terbuka mengambil oksigen seperti paus yang keluar dari air.

“Maskernya udah kering. Aku cabut ya”

Tidak ada jawaban, ya namanya juga orang sedang tidur malah ditanya

“A-aw..” Jerit Peri, terbangun “Perih, Beby”

“Aku sedang mem-peel-off maskernya”

“Pelan-pelan saja, ih” Peri mencubit lututku

“Hey―” Kupukul lengan kekar itu

“Ah, kulitku terasa kencang” Peri mengangkat tubuhnya ke posisi duduk

“Komedomu banyak sekali, segede kerikil. Pantes tadi kerasa perih karena susah dicopot”

“Wah, itu yang putih-putihnya komedo?” Peri seakan baru pertama kali lihat

“He-em. Kamu makin ganteng kalau begini” Aku lap kulit wajahnya dengan handuk hangat

Dari luar terdengar langkah kaki bergerombol.

“Anggi mendapat polling 40%, dan aku 30%. Hampir semua murid kelas 2-A menjadi anggota OSIS dan―” Nina sudah masuk ke dalam kamar “Nani sore?”

Anggi segera masuk untuk melihat hal yang membuat Nina tercengang

“be-Beby, dia?”

“Kamu bisa menyulap anak berandalan itu menjadi seganteng ini?!” Seno juga ikut bertanya

“Dia Peri?” Arif bertanya dengan ekspresi tenang, tidak seperti 3 lainnya

“Dia keren kan? Yuhu, sukses, Peri!!!” Teriakku

“Hem.. ehem..” Peri batuk bohongan

~ Esok Harinya ~

“KYAAAA~ Beby punya pacar baru lagi!”
Aku baru keluar dari penginapan, bersama 5 pria disampingku. Para murid wanita berteriak sorak sorai seperti melihat penampakan Johny Deep

“Eh bentar, tapi rambut ala pantat ayam itu sepertinya tidak asing untuk kita”

“Mana mungkin itu Pe-pe-?”

“Beb.. Beby.. Dia siapa? Di academy tidak ada pria dewa langit itu kan?” Ayen mendekati, memegang tanganku seraya bertanya

“Di-dia Peri. Siapa lagi pacarku selain dia?”

“A—ah bebek jelek berubah menjadi angsa”

“peri, kamu tenar berkatku” Aku berkata pelan disampingnya

“Kharisma kuat yang ada dalam diriku sudah ada sejak lahir, Beby” Balasnya

“Huu.. tidak tahu terima kasih”

Liburan musim panas yang memiliki banyak kenangan.

“Fotomu akan aku pajang di kamarku” Gambar hasil jepretan before-after make up yang aku lakukan pada Peri tidak diketahui olehnya. Sekitar 4 foto saat dia memiliki janggut, kucel dan kotor versus Peri yang bersih dan rapih.

Mobil bus sudah melewati perbatasan desa, kita semua akan kembai ke kota dan beberapa hari berikutnya segera memulai masuk sekolah lagi. Tidak terasa aku menjadi kelas 3 di Yamaguchi Academy. Masih tetap di rank A, kelas tertinggi dari lainnya.

~~~
Semenjak Peri berubah menjadi power rangers –eh- menjadi lebih tampan, hubungan palsu kita semakin banyak rintangan. Dulu yang diremehkan adalah Peri karena tampangnya dekil jauh beda denganku yang apik namun sekarang aku yang terbuang. Huhu.

Tapi Peri masih mau melanjutkan menjadi pacarku, padahal dia bisa mengambil kesempatan berkencan dengan adik kelas yang lebih kawaii dibanding denganku yang kolot.

SRING

Tatapan tajam para siswi wanita yang menunggu Peri di gerbang sekolah, menatapku dendam.

“Peri kayaknya aku tidak bisa masuk ke kelas bareng kamu”

“Kenapa?” Peri malah merangkul tanganku

Haters Haters Haters
Fears Tears

Wajah mereka memandangku seperti itu. Membenciku karena aku bersama Peri.

~~~
“Nasibku tidak beruntung” Aku sedot minuman jus avocado sampai habis satu kali minum

“Oi, kamu dari tadi pagi marah terus”

“Kenapa coba murid-murid wanita di sekolah ini selalu membenciku. Waktu kelas 2 mereka curiga aku menjadi orang ketiga bagi yang punya pacar, trus sekarang setelah aku ga jomblo masih terus dibenci. Serba salah”

Peri mengambil bekalku dan memakannya tanpa ijin “Udang gorengnya enak. Nyam nyam”

“Hey, kamu membuatku semakin marah”

“Kamu tidak nyaman dengan perkataan cemoohan orang lain?” Tanya Peri

“Hah― Sigh.. Apa kita harus menyelesaikan hubungan palsu kita sekarang?”

“Tidak”

“Aku tidak mau mereka sinis lagi karena status Peri girlfriend”

“Biarkan orang lain berkata apa, memandang seenaknya mereka saja. Kita yang menjalani, kamu bukan pengecut, Beb”

Merenung sebentar.

“Aku merasa satu tahun ini hubungan kita bukan hanya scenario. Aku nyaman bersamamu, saat aku marah wajah lugu Beby membuat emosiku mereda”

“Panggilnya bisa aja, tidak perlu gitu. Jadi rumit. Aku pusing bermain perasaan jadi tidak pernah mau berpacaran” Rambutku kusut karena digaruk

“Besok bawakan aku tomat lagi, yang banyak” Peri mengalihkan pembicaraan

“Ha?”

“Happy Anniversary 2 tahun” Peri memeluk tubuhku

Mataku berkedip terlalu cepat “Kapan kita jadian?”

“Aku menyukaimu semenjak wajahku memar karena perkelahian bersama preman. Masih ingat?”

“Ah, aku lupa”

“Beby jelek”

“Ya ya aku ingat. Ternyata Peri jatuh cinta padaku. Haha”

本当に..”

“Hm, aku akan jatuh hati pada seseorang yang bisa mengalahkanku di bidang pelajaran”

“Tahun ini aku akan mendapatkan juara umum, setelah itu kamu akan menerima menjadi pasanganku?"

“Dakedo..” Aku berhenti berbicara

“Kenapa?”

“Setiap kali dekat denganmu aku selalu merasa nyawaku berada diurutan ke 9, sekarat”

“Haha.. Kamu akan bertemu banyak tantangan. Keluarlah dari zona nyaman” Peri menyentrik dahiku

“Aduh, itai, nee―”

Janji adalah janji, jika kelulusan dilewati Peri dengan mendapat nilai terbaik, aku akan menepati ucapanku. Masih ada waktu untuk mengenal, namun aku tidak mau dikalahkan anak berandalan itu di kelasku, haha..

THE END

Ditunggu kritik dan sarannya J thanks for read

By: Admin Natalia INA Fans

- Copyright © Wardana Kaneki - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -