Tugas PTIK
Archive for September 2014
Fanfiction JKT48 : Girl Friend Beby
Girl Friend Beby
Inspired by @bebyJKT48 / Beby Caesara Anadilla
“I-itu Beby sudah pulang..” Addo berteriak saat melihatku
turun dari bukit
Para guru dan siswa
menunggu di luar teras penginapan, Anggi serta Nina segera menyusul ke arahku
“Kamu pergi sampai
larut malam, aku khawatir” Anggi memelukku, erat
“Jangan terulang lagi
kabur ke hutan sendirian!” Nina memarahiku karena peduli, aku mengerti
“Syukurlah, kamu
baik-baik saja. Tadi kami semua mencarimu kemana-mana tapi tidak ketemu, nanti
bahaya jika salah satu murid dari sekolah menghilang” Ibu Sendy menegur lembut
“Maaf bu, aku hanya
ingin menenangkan pikiranku. Maaf sudah membuat repot” membungkukkan badan
“Hai, hai.. cepat kamu
mandi, bajumu berlumuran lumpur”
Peri muncul dari
belakangku, paras dingin seperti sebongkah batu dari bulan
“Kamu bersama pria ini
di hutan?” Tanya Anggi
“Dia yang mengajakku
untuk pulang, kami tidak melakukan hal-hal aneh kok” Telapak tanganku
bergoyang, menepis pikiran negative sepupuku
Anggi menatap tajam
pada Peri dan berkata “Jika kamu melukai Beby, aku tidak akan pernah memaafkanmu”
Murid dari kelompok
lain berpindah ke sekitarku.
“Kamu ternyata berani,
hebat”
“Beby baru
mengeluarkan jati diri sebenarnya di depan semua orang! Bukan hanya pintar bisa
menjadi juara umum setiap tahun, kamu juga memiliki hati yang baik”
Aku tercengang, mereka
yang sebelumnya tidak pernah dekat denganku sekarang memujiku.
“Maaf tadi aku
sudah mencela mu secara kasar” Di depan mataku dia mengatakannya secara sadar.
“Tidak apa-apa Shan,
wajar saja jika seorang wanita cemburu melihat pacarnya dekat dengan wanita
lain, tapi kita juga harus mengerti yang mana teman dari pacarmu dan yang mana
wanita selingkuhan pacarmu. Aku tidak akan merebut Seno, dia terlalu bebas
untukku, aku hanya nyaman menjadi temannya”
Shania mematung,
matanya sedikit berkaca-kaca
“Seno sering loh
melihatmu dari jauh secara diam-diam.. Kamu cantik, katanya” Aku sengaja
membuka rahasia Seno supaya mereka tidak bertengkar gara-gara aku
“Benarkah? Terus,
terus, apa lagi yang dia tutupi dariku?”
“Obrolkan saja sendiri
dengannya, dia tidak pandai menyimpan rahasia bahkan rahasianya sendiri kadang
keceplosan keluar dari mulutnya”
Shania tertawa
mendengar kalimatku, padahal itu bukan sebuah lelucon
“Ha- ha- ha”
Terputus-putus “Dugaanku tentangmu selama ini salah, maaf maaf” Shania
memelukku sebagai seorang teman
“Jangan menilai
seseorang dari luarnya, seperti sebuah buku yang tidak bisa kita tebak dari
sampul dan judulnya saja, kita harus membaca sampai akhir” Ku elus punggungnya
“Ngomong-ngomong kamu
pacaran dengan Peri? Setahun ini kalian sering terlihat keluar bareng”
Peri menjadi wakil
untuk menjawab “Ya, aku dan dia sudah resmi menjadi pasangan” merangkul
pundakku menjadi rapat dengan tubuhnya
“E-eh..”
“Kamu tidak perlu
berfikir lagi Beby akan mengambil seno, karena sekarang Beby adalah milikku”
“Nadila..” Rona
mendengus
“Kenapa? A-aku sudah
tidak berurusan lagi dengan Peri, maaf” Nadila tersenyum membalas tatapan dari Rona
Di kamar, aku duduk
dikerubungi oleh anggota kelompok. Aura tidak sedap dipadang dan taring yang
tidak pernah muncul sangat menyeramkan.
“Beb.. jelaskan apa
yang sudah terjadi diantara kalian berdua” Anggi ngotot memaksaku
“Bagian mana yang
harus aku ceritakan?”
“Memangnya berapa kali
shot kamu syuting?” Tanya Nina
“Beberapa kali di cut
oleh sutradara”
“Hey hey, kalian
mengobrolkan apa sih?” Arif menyadarkan
OOT
“Benarkah kamu sudah
jadian dengan anak nakal se-antero jagad itu?”
“Aku pikir seperti
itu”
“Kenapa harus Peri,
masih ada aku disini?” Nina menggerutu
‘Awalnya aku juga
memilihmu menjadi pacar sementaraku tapi aku terlalu takut kamu akan
menerkamku, Nina’ kalimat yang muncul
dalam kepala
“Aku sungguh tidak
meridhai hubunganmu dengannya”
“Kenapa? Karena dia
bandel, reputasi buruk?”
“Dia adalah musuh
bebuyutanku. Walaupun dirinya berubah menjadi seorang malaikat, aku akan tetap
membencinya”
“Anggi jahat.. aku
akan mengambil jalan backstreet” Pura-pura membela Peri. Hanya ingin mereka
tidak tahu tentang perjanjianku saat di hutan
“Untuk kali ini aku
merelakanmu menjadi miliknya, bersikap gentleman. Tapi aku masih punya
kesempatan jika suatu saat nanti kamu break up dengan Peri. Ha ha ha” Nina
menyeringai
“Sudahlah, Beby akan
lebih baik tidak berstatus single karena para siswi akademi cemburu padanya,
selalu berpikir Beby akan merebut semua siswa di sekolah” Seno berceramah
“Betul, tos!” Telapak
tanganku beradu dengan milik Seno
~~~
Hari terakhir liburan
di desa fx. Guru Sendy membebaskan semua murid untuk mengisi hari dengan segala
aktifitas, ada yang naik ke puncak gunung, ada yang belajar menanam padi di
sawah, beberapa murid berkeliling desa dengan satu kendaraan unik seperti
becak, dan masih banyak lagi.
“Peri bilang dia akan
menginap di kamar Beby malam ini. Tidak dapat dipercaya anak itu berani memasuki
kandang lawannya sendiri, Anggi bersikeras tidak memberi restu padahal bukan
orangtua Beby”
Nadila dan Rona
menyiapkan perlengkapan ke dalam tas sebelum menjelajah desa.
“Kamu selalu
membicarakan orang itu di depanku. Kamu sengaja?” Sahut Nadila yang merasa
diintimidasi
“Ti-tidak. Aku tidak
bermaksud begitu”
“Biarlah lakukan saja
semaunya, aku tidak mau memperdulikan”
“Kenapa kalian bisa
putus?”
“Dia keras kepala dan
emosinya meledak setiap saat. Aku tidak bisa lebih bersabar lagi”
“Tinggalkan saja masa
lalu, toh sekarang kamu punya Neko yang sangat menyayangimu”
Poni Nadila dikaitkan
ke telinganya “Dia memang sangat aku cintai” menatap pada seorang pria berambut
kuning yang masih terlelap di bawah selimut
Anggi, Nina, Seno dan
Arif dipanggil oleh guru Sendy untuk menghadiri pemilihan anggota OSIS. Aku
tidak ikut dengan mereka karena bangun kesiangan. Duduk di dekat jendela,
menatap orang-orang menikmati cuaca indah di sekitar
Karena sedang santai
rasanya membosankan. Tidak ada pekerjaan yang bisa membuat tubuhku bergerak,
gaya gravitasi di kamar benar-benar kuat membuatku tidak tahan merebahkan tubuh
di kasur lantai.
“Oh ya aku punya buku
tentang zodiak” Aku kembali bangun, mengambil satu buku bersampul biru seperti
benda-benda langit dari dalam tas
“Halaman.. 217.. mana
ya.” Setelah menemukannya aku langsung membaca teliti. Buku ketebalan 15cm itu
belum sempat aku lihat seluruhnya.
‘Leo and Capricorn
compatibility’ Judul dari beberapa paragraph di kertas halaman yang aku cari
“Hm, jadi dia orangnya
seperti itu” Mengambil kesimpulan setelah dibaca, tidak semuanya aku percaya
karena aku akan lebih memahami sifat Leo setelah mengenal lebih jauh
Terdengar pintu kayu
kamarku terbuka..
Aku menoleh, mengira
itu adalah empat sekawan yang baru saja meninggalkanku. Tapi ternyata “Mau apa
kamu kemari?”
“Satu malam ini
biarkan aku istirahat bersamamu di kelompok dua” Peri membuka sandalnya dan
naik ke atas lantai papan bambu
“Terus bagaimana
dengan kelompokmu?”
“Mereka tidak harus
peduli padaku, aku tebak mereka tidak akan sadar meskipun aku menghilang”
“Kelihatannya kalian
tidak terlalu akrab” Aku membereskan kasur dan selimut yang berantakan
“Hn”
Wajah Peri terlihat
bagaikan kain kusut, berantakan. Masa pacarku tidak rapih seperti ini?
“Peri, aku keluar dulu
sebentar”
“Kemana?”
“Tunggu saja disini”
Peri melihat buku yang
tadi aku baca tergeletak di lantai.
‘Aku penasaran setiap
hari Beby membaca buku apa, dia bisa pintar di kelas’ Benak Peri menyuruhnya untuk mengambil buku
ramalan itu
“Sudah aku peringatkan
untuk tidak percaya pada hal-hal magis seperti zodiac” Walaupun Peri tidak
peduli dengan ramalan namun akhirnya dia membuka lembaran-lembaran dalam buku.
“Haha.. sepertinya aku
dan Nadila hanya cocok di ranjang saja.” Ups, suaranya terlalu keras
“Coba aku lihat zodiac
Beby. Hn―” Mengingat kembali percakapan antara dia dan Beby saat di hutan
“Zodiaknya Capricorn kalau tidak salah”
Melihat daftar menu di
halaman depan.
“Huhuhu, Beby sering
blushing saat bersamaku” melanjutkan membaca kalimat.
“Tetap saja aku akan
marah jika dia terlalu dekat dengan pria lain” Bibir Peri mengerucut
“Bintangnya rendah
banget..”
“Aku masuk..”
Peri terkejut
mendengar suaraku dari luar. Melempar buku ramalan tadi ke dekat selimut
“Oka-e-ri~”
“Peri, kamu gugup?
Tidak normal seperti biasanya. Ada yang kamu sembunyikan? Hayooo” Goda ku
Keringat panas-dingin
keluar dari pori-pori wajahnya, mencari alasan untuk menutupi gengsi
“Ti-tidak ada kok.
Hehe..”
Dari raut wajahmu saja
sudah jelas ada yang tidak beres. Tapi aku tidak mau memperpanjang.
“Ayo ke bath room” Aku
mengajaknya ke kamar mandi
“Mau mandi bareng?”
“Bukan, aku akan
menyetrika wajahmu”
*Di dalam bak*
“Tubuhmu terlalu
pendek untuk menjangkau pipiku” Ucap Peri, mengadahkan kepala
“Merunduk sedikit, ih”
“Sudah lama janggutku
tidak terurus” Rambut pendek khas pria yang tumbuh di dekat dagu sampai pipi
memenuhi wajah Peri.
“Kalau mau jadi
pacarku harus pandai merawat diri” Ku pencet tutup botol wax cream untuk
mengeluarkan krim busa.
“Aw, dingin krimnya”
Sedikit demi sedikit busa lembut tebal itu aku oles ke wajah Peri.
“Untung kenalan priaku
banyak di academy, tadi aku mampir ke semua kamar teman untuk meminjam pisau
cukur dan cream ini”
Peri mengambil nafas
“―Aku tidak memintamu untuk merawatku”
“Ngaca Per! Wajahmu
sekarang seperti Santa Clause. Haha”
Aku ambil kamera di
kantong celanaku.
TIITT..KREK
“Jangan mengambil
fotoku! Sini berikan kameranya” Peri malu, dia berusaha merebut kamera digital
dari tanganku
“Eits, kamu bisa
mencukur janggutmu sendiri, kan? Kalau dibiarkan lama krimnya akan menempel
seperti itu selamanya” Kamera tadi aku masukan ke bra
“Wakakaka.. licik,
malah diumpetin di tempat seperti itu” dia tertawa terbahak
“Supaya tidak kamu
ambil. Wee” Kujulurkan lidah usil “Nih pisau cukurnya”
Peri menerima silet
itu “Kamu sungguh peduli padaku?”
“Aku hanya
memperdulikan imej, orang lain meremehkan pacarku karena penampilannya yang
brutal”
Setengah dari pipi Peri
sudah terlihat bersih
“So, kamu menganggap
hubungan kita serius?”
“Tidak, masih tetap
sesuai perjanjian” Aku mengambil handuk kecil dari gantungan wastafel “Aku
minta kamu tidak melarangku untuk dekat dengan siapapun, baik pria maupun
wanita. Aku tentu memberimu kebebasan, jadi aku harap kamu bisa memberikan hal
yang sama padaku”
“Sudah selesai”
Terlihat kulit wajah
putih pucatnya yang dulu tertutupi janggut sekarang mulus bersih
“Sugoiii, Peri kamu
tampan sekali”
Aura bercahaya
disinari lampu berkilauan dari arah Peri
“Aku memang tampan
dari sejak lahir” Menyanjung dirinya sendiri
“Tch―” Kusentuh
wajahnya “Kulitmu halus.. Lanjut ke tahap berikutnya” Kutarik lengannya keluar
dari kamar mandi
“Eh, emangnya mau
ngapain lagi?”
Tubuh tinggi Peri aku
tekan berposisi duduk sila “Pejamkan matamu”
Peri menuruti
perintahku untuk menutup mata
“A-apa yang kamu
oleskan pada wajahku? Lengket, parfumenya menyengat..” Peri bergumam
“Masker lumpur kok.
Tenanglah, aku tidak akan merusak kulitmu.” Benda kental berwarna hitam punyaku
aku balurkan
‘Hidungnya tajam
seperti serodotan TK, bibirnya tipis’ Pikirku, mengagumi paras Peri yang sempurna dan terlihat adem
saat tidak membuka mata
“Cepatlah, aku ingin
membuka mataku..”
“Done. Maaf, rambutmu
aku jepit dulu karena nanti kalau terkena masker akan lengket”
Peri meraba rambut
bagian depannya “Oh my god, aku tidak akan melakukannya lagi. Untuk terakhir
kalinya..”
“Hihi.. tidurlah, ini
butuh waktu 15 menit sampai mengering” Kusiapkan bantal untuknya “Jangan banyak
berkata, maskernya akan rusak jika kamu terus cuap-cuap. Stt”
Peri mengangguk. Lalu
dia terlentang di bantal itu
Kulihat tubuh
jangkungnya hampir dua meter sangat indah. Kalau saja dia peduli pada
penampilannya, mungkin dia akan populer di sekitar murid wanita yamaguchi
academy.
Kita berdua diam. Aku
tidak ingin mengganggunya yang sedang terlelap, mulut kecil miliknya sesekali
terbuka mengambil oksigen seperti paus yang keluar dari air.
“Maskernya udah
kering. Aku cabut ya”
Tidak ada jawaban, ya
namanya juga orang sedang tidur malah ditanya
“A-aw..” Jerit Peri,
terbangun “Perih, Beby”
“Aku sedang
mem-peel-off maskernya”
“Pelan-pelan saja, ih”
Peri mencubit lututku
“Hey―” Kupukul lengan
kekar itu
“Ah, kulitku terasa
kencang” Peri mengangkat tubuhnya ke posisi duduk
“Komedomu banyak
sekali, segede kerikil. Pantes tadi kerasa perih karena susah dicopot”
“Wah, itu yang
putih-putihnya komedo?” Peri seakan baru pertama kali lihat
“He-em. Kamu makin
ganteng kalau begini” Aku lap kulit wajahnya dengan handuk hangat
Dari luar terdengar
langkah kaki bergerombol.
“Anggi mendapat
polling 40%, dan aku 30%. Hampir semua murid kelas 2-A menjadi anggota OSIS
dan―” Nina sudah masuk ke dalam kamar “Nani sore?”
Anggi segera masuk untuk
melihat hal yang membuat Nina tercengang
“be-Beby, dia?”
“Kamu bisa menyulap
anak berandalan itu menjadi seganteng ini?!” Seno juga ikut bertanya
“Dia Peri?” Arif
bertanya dengan ekspresi tenang, tidak seperti 3 lainnya
“Dia keren kan? Yuhu,
sukses, Peri!!!” Teriakku
“Hem.. ehem..” Peri
batuk bohongan
~ Esok Harinya ~
“KYAAAA~ Beby punya
pacar baru lagi!”
Aku baru keluar dari
penginapan, bersama 5 pria disampingku. Para murid wanita berteriak sorak sorai
seperti melihat penampakan Johny Deep
“Eh bentar, tapi
rambut ala pantat ayam itu sepertinya tidak asing untuk kita”
“Mana mungkin itu
Pe-pe-?”
“Beb.. Beby.. Dia
siapa? Di academy tidak ada pria dewa langit itu kan?” Ayen mendekati, memegang
tanganku seraya bertanya
“Di-dia Peri. Siapa
lagi pacarku selain dia?”
“A—ah bebek jelek
berubah menjadi angsa”
“peri, kamu tenar
berkatku” Aku berkata pelan disampingnya
“Kharisma kuat yang
ada dalam diriku sudah ada sejak lahir, Beby” Balasnya
“Huu.. tidak tahu
terima kasih”
Liburan musim panas
yang memiliki banyak kenangan.
“Fotomu akan aku
pajang di kamarku” Gambar hasil jepretan before-after make up yang aku lakukan
pada Peri tidak diketahui olehnya. Sekitar 4 foto saat dia memiliki janggut,
kucel dan kotor versus Peri yang bersih dan rapih.
Mobil bus sudah
melewati perbatasan desa, kita semua akan kembai ke kota dan beberapa hari
berikutnya segera memulai masuk sekolah lagi. Tidak terasa aku menjadi kelas 3
di Yamaguchi Academy. Masih tetap di rank A, kelas tertinggi dari lainnya.
~~~
Semenjak Peri berubah
menjadi power rangers –eh- menjadi lebih tampan, hubungan palsu kita semakin
banyak rintangan. Dulu yang diremehkan adalah Peri karena tampangnya dekil jauh
beda denganku yang apik namun sekarang aku yang terbuang. Huhu.
Tapi Peri masih mau
melanjutkan menjadi pacarku, padahal dia bisa mengambil kesempatan berkencan
dengan adik kelas yang lebih kawaii dibanding denganku yang kolot.
SRING
Tatapan tajam para siswi
wanita yang menunggu Peri di gerbang sekolah, menatapku dendam.
“Peri kayaknya aku
tidak bisa masuk ke kelas bareng kamu”
“Kenapa?” Peri malah
merangkul tanganku
Haters Haters Haters
Fears Tears
Wajah mereka
memandangku seperti itu. Membenciku karena aku bersama Peri.
~~~
“Nasibku tidak
beruntung” Aku sedot minuman jus avocado sampai habis satu kali minum
“Oi, kamu dari tadi
pagi marah terus”
“Kenapa coba
murid-murid wanita di sekolah ini selalu membenciku. Waktu kelas 2 mereka
curiga aku menjadi orang ketiga bagi yang punya pacar, trus sekarang setelah
aku ga jomblo masih terus dibenci. Serba salah”
Peri mengambil bekalku
dan memakannya tanpa ijin “Udang gorengnya enak. Nyam nyam”
“Hey, kamu membuatku
semakin marah”
“Kamu tidak nyaman
dengan perkataan cemoohan orang lain?” Tanya Peri
“Hah― Sigh.. Apa kita
harus menyelesaikan hubungan palsu kita sekarang?”
“Tidak”
“Aku tidak mau mereka
sinis lagi karena status Peri girlfriend”
“Biarkan orang lain
berkata apa, memandang seenaknya mereka saja. Kita yang menjalani, kamu bukan
pengecut, Beb”
Merenung sebentar.
“Aku merasa satu tahun
ini hubungan kita bukan hanya scenario. Aku nyaman bersamamu, saat aku marah
wajah lugu Beby membuat emosiku mereda”
“Panggilnya bisa aja,
tidak perlu gitu. Jadi rumit. Aku pusing bermain perasaan jadi tidak pernah mau
berpacaran” Rambutku kusut karena digaruk
“Besok bawakan aku
tomat lagi, yang banyak” Peri mengalihkan pembicaraan
“Ha?”
“Happy Anniversary 2
tahun” Peri memeluk tubuhku
Mataku berkedip
terlalu cepat “Kapan kita jadian?”
“Aku menyukaimu
semenjak wajahku memar karena perkelahian bersama preman. Masih ingat?”
“Ah, aku lupa”
“Beby jelek”
“Ya ya aku ingat.
Ternyata Peri jatuh cinta padaku. Haha”
“本当に..”
“Hm, aku akan jatuh hati pada seseorang yang bisa mengalahkanku
di bidang pelajaran”
“Tahun ini aku akan mendapatkan juara umum, setelah itu kamu
akan menerima menjadi pasanganku?"
“Dakedo..” Aku berhenti berbicara
“Kenapa?”
“Setiap kali dekat denganmu aku selalu merasa nyawaku berada
diurutan ke 9, sekarat”
“Haha.. Kamu akan bertemu banyak tantangan. Keluarlah dari zona
nyaman” Peri menyentrik dahiku
“Aduh, itai, nee―”
Janji adalah janji, jika kelulusan dilewati Peri dengan mendapat
nilai terbaik, aku akan menepati ucapanku. Masih ada waktu untuk mengenal,
namun aku tidak mau dikalahkan anak berandalan itu di kelasku, haha..
THE END
Ditunggu kritik dan sarannya J thanks for read
By: Admin Natalia INA Fans